Kalo misal gw bergereja di A tapi gw bayar perpuluhan di B, karena mungkin di B lebih membutuhkan dan mungkin lebih sering membantu dalam doa dan mendengar beberapa permasalahan yang bersangkutan, itu gimana menurut lu?
maXXXXXXXhi@yahoo.com/17 April 2015
Jawabannya tergantung definisi “persepuluhan” yang bro maksudkan. Jika “persepuluhan” yang bro maksud adalah praktek yang dilakukan umat Israel di masa Perjanjian Lama (PL), maka jawabannya TIDAK.

Kita harus memahami pewahyuan Alkitab didasari prinsip progressive revelation, bahwa penjelasan Firman dimulai dari PL yang sederhana hingga semakin jelas dan detail di Perjanjian Baru (PB), sehingga kita harus memahami konteks suatu wahyu/perintah diberikan.
Dalam PB, jabatan imam dan konsep rumah Tuhan sudah berubah, yang tentu saja diikuti perubahan pada sistem korban dan persembahan juga. Jadi, persepuluhan, yang menjadi bagian dari sistem korban dan persembahan, yang dikaitkan dengan jabatan keimaman dalam PL juga otomatis berubah dan tidak berlaku lagi.
Tidak ada perintah spesifik kepada orang Kristen untuk menjalankan sistim persepuluhan yang legalistik dalam PB.
Paulus hanya menyatakan bahwa orang percaya sepatutnya menyisihkan sebagian dari penghasilan mereka untuk mendukung gereja. Persentase penghasilan yang harus disisihkan juga tidak ditetapkan, tapi hanya didasari prinsip kerelaan hati dengan mengatakan, “sesuai dengan apa yang kamu peroleh” (1 Korintus 16: 1-2)
Jika “persepuluhan” yang bro maksud adalah praktek cinta kasih yang menjadi respon dari kasih karunia yang diterima seseorang, maka jawabannya YA.
Yesus sendiri tidak melarang praktik pemungutan persepuluhan pada zaman-Nya, tetapi menyoroti soal motivasi seseorang membayar persepuluhan.
Matius 23:23 -Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Yesus tidak melarang, tapi juga tidak pernah menekankan perihal persepuluhan ini bagi pengikutNya. Ia tidak pernah menegur seseorang karena tidak membayar persepuluhan, tapi justru menegur kemunafikan kaum Farisi yang tekun membayar persepuluhan, namun tidak melakukan keadilan dan belas kasihan.
Apa-apa yang sifatnya cuma ritual dan formalitas tidak pernah berkenan bagi Allah.
Orang Kristen tidak perlu merasa wajib memberi persepuluhan kepada gereja di mana ia berjemaat. Namun jika ia hendak memberi kepada orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan Kerajaan Allah, termasuk gereja di mana ia berjemaat, harus dengan sikap hati yang didasari “kerelaan hatinya, tidak dengan sedih hati atau karena paksaan, namun dengan sukacita” (2 Korintus 9:7).
Di bawah definisi kasih karunia, ini bahkan berarti bisa memberi lebih dari persepuluhan penghasilannya! Ada seorang pengusaha nasional yang konon setiap bulannya mengembalikan 90% pemasukannya untuk kepentingan Kerajaan Allah. Selama ia rela dan bersukacita melakukannya, demi memuliakan Allah, maka itu adalah hal yang baik untuk dilakukan.
Dalam PB, bukan besaran “persepuluhan”-nya yang disorot, tapi motivasi dan sikap hatinya.
Konsep persembahan dalam PB menekankan pada aspek ‘WHY-nya, jika dibandingkan dengan PL yang tampaknya lebih menekankan pada “WHAT dan HOW-nya (hukum dan peraturan).
Beberapa "WHY" dalam PB yang ditekankan ketika seseorang memberi persembahan:
Pertama, persembahan diberikan dengan kesadaran bahwa segala sesuatu diperoleh dari, oleh dan kepada Dia.
Ketika memberi persembahan, ia harus dilandasi kesadaran bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan, yang dipercayakan kepada manusia.
Motivasi yang dipaparkan dalam Roma 11:36-12:1 ini jauh-jauh hari telah dimengerti dan dijalankan oleh Ayub.
Roma 11:36 - 12:1 - Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
PB tidak pernah menekankan berapa persen persembahan karena yang terpenting bagi Allah adalah ada/tidaknya semangat dan kesadaran atas anugerah Tuhan. Jika ada, maka biasanya ia rela mempersembahkan seluruh tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepadaNya.
Menurut PL, persembahan diwujudkan dalam bentuk binatang yang dikorbankan.

Itulah mengapa Allah menghendaki hanya orang yang sudah ditebus dan "hidup" (secara spiritual) yang memberikan persembahan.
Ketiga, Alkitab mengajarkan bahwa persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan merupakan ibadah sejati (the true worship).

Ritual korban dan persembahan di PL otomatis telah dihapuskan melalui karya penebusan Yesus. Korban dan persembahan di PL kini berubah menjadi korban dan persembahan yang bersifat batin dalam bentuk keadilan, kesetiaan dan belas kasihan.
Mereka yang telah beriman dan bertobat otomatis akan hidup mengasihi sesamanya dengan harta mereka (Kis 2:44-45; 4:34-35; Mat 35:31-46; Luk 18:22).
Dengan sendirinya, tanpa perlu diminta dan disuruh-suruh, timbul kebutuhan untuk memberi persembahan, sesuai dengan yang mereka diperoleh, untuk para pelayan dan pekerjaan Allah (1 Kor 16:1-2; Galatia 6:6).
Kebanyakan gereja yang menekankan praktik persepuluhan PL kepada jemaatnya biasanya adalah gereja-geraja yang melandaskan ajarannya pada Teologi Kemakmuran. Satu kesamaan dari gereja-gereja ini adalah gembalanya biasa yang makmur duluan, ketimbang jemaatnya.
Cyprian/Kuprianus (200-258) adalah orang Kristen pertama yang menulis tentang praktek dukungan keuangan terhadap kaum clergy (kependetaan). Dia berargumentasi bahwa karena imam dari suku Lewi dihidupi oleh persepuluhan, maka kaum clergy harus diperlakukan ibarat suku Lewi di jaman PL.
Selain Kuprianus, tidak ada penulis Kristen sebelum Constantine yang pernah menggunakan PL sebagai referensi untuk menyokong pandangan persepuluhan. Hal tersebut tidak ditemukan sampai pada abad keempat.
Kira-kira 300 tahun setelah karya salib Kristus, beberapa pemimpin Kristen mulai mendukung pandangan mengenai persepuluhan sebagai sebuah praktek Kekristenan untuk mendukung kaum clergy, tetapi ini pun tidak tersebar luas di antara orang-orang Kristen sampai abad kedelapan.
Gereja Katolik Roma, Ortodoks, dan mainstream Protestan tidak mewajibkan persembahan persepuluhan di masa sekarang ini. Baru semenjak adanya gerakan "Pentakosta-Karismatik", yang mulai mendunia sekitar tahun 1960an, praktek pungutan "persepuluhan wajib" mulai kembali didengungkan dan diterapkan di sebagian besar gereja-gereja dari denominasi ini.
Gereja pengajar teologi kemakmuran biasa mewajibkan persepuluhan berdasarkan ayat 'berilah, maka kamu akan diberi' (Luk 6:38), dengan mengacu pada janji Allah di Maleakhi bagi mereka yang membayarkan persepuluhan di jaman PL.
Maleakhi 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Penafsiran demikian jelas keliru, karena motivasi untuk memberi persembahan hendaknya tidak dalam rangka mengharapkan berkat dari Allah.
Apalagi, yang diwajibkan cuma mengenai nominal persepuluhan, tidak termasuk tata cara pelaksanaannya.
Galatia 5:2-3 "Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat."
Walau Paulus di sini sedang membahas soal praktik "sunat", tapi kita bisa memahaminya sebagai satu simbol. Bahwa jika terkait keinginan mengikatkan diri terhadap apa yang ada di hukum Taurat, baik soal "sunat" maupun "persepuluhan" harus didasari satu
prinsip: kalau mau diterapkan, sebagai konsekuensinya, harus
"seluruh" aspek yang terkait diterapkan, bukan "sebagian" hukum Taurat saja.
Dalam hal persepuluhan ini, mengapa cuma nominal 10%-nya saja yang diwajibkan? Mengapa tata cara
dan detail lainnya terkait persepuluhan ini tidak diwajibkan, bahkan sekedar disinggung?
Kebenaran Alkitab cuma disampaikan
setengahnya untuk memuluskan agenda pribadi guru-guru palsu ini. Sesuatu yang tadinya benar jika cuma disampaikan setengahnya, apakah ia masih bisa dianggap kebenaran?
Karena kebenaran semu yang mereka ajarkan, maka seringkali yang tidak wajib diwajibkan (persepuluhan mis.), dan yang tidak utama diutamakan (berbahasa Roh mis.).
Beberapa pendeta besar yang mengajarkan kebenaran-yang-setengah ini antara lain: Benny Hinn, David Yonggi Cho, Joel Osteen, dan Kong Hee (City Harvest Church).
Persembahan di PB tidak dalam rangka mengharapkan Allah membuka tingkap-tingkap langit baginya, tetapi lebih merupakan buah yang keluar dari hati yang telah diperbaharui; yang diberikan dengan didasari kerelaan dan sukacita.
Bolehkah umat Kristen memberikan persembahan persepuluhan kalau begitu? Tidak ada larangan bagi mereka yang ingin menyisihkan penghasilannya secara teratur bila itu dilakukan sebagai ungkapan buah kasih dari iman yang bersyukur.
Namun, bila umat Kristen, yang hidup dalam iman dan anugerah Allah, masih melakukan persembahan persepuluhan menurut tata cara Yahudi di jaman PL sebagai kewajiban Taurat, apalagi disertai motivasi supaya tingkap-tingkap langit terbuka agar mendatangkan berkat kelimpahan baginya, jelas ia telah melecehkan arti penebusan darah Yesus di kayu salib.
Seakan-akan, karya penebusan Yesus belum tuntas dan harus ditambahi dengan usaha baik manusia untuk bisa diselamatkan.
Tidak jarang juga kemudian menimbulkan sikap hati yang salah. Hanya karena merasa dirinya sudah memberi persembahan "persepuluhan", Allah kemudian diperlakukan bagai jin di lampu Aladdin yang bisa diperintah mengabulkan doanya, yang dipanjatkan menurut hawa nafsu duniawinya.
Referensi:
http://www.gotquestions.org/Indonesia/Kristen-perpuluhan.html#ixzz3XYvPFLZD
http://www.sarapanpagi.org/persepuluhan-vt315.html
http://www.tanyaalkitab.com/2012/12/persepuluhan-untuk-tuhan.html
http://www.sarapanpagi.org/613-mitsvot-vt218.html#p432
http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2001/20011028.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyprian
https://www.youtube.com/watch?v=dTfA99y1tEs
http://youtu.be/5nQddoWkb5M
http://youtu.be/vAafZ_5Uu_M
http://youtu.be/Ors40kv4wt4
http://youtu.be/U2BU_CQWAno
http://youtu.be/xOWwQsLXtgQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar