Rabu, 15 April 2015

FAQ no.3

T: Apa yang dilakukan Yesus semasa anak-anak, remaja, dan dewasa sebelum Dia muncul untuk dibaptis dan memulai pelayanannya?
-biXXXXXXng@yahoo.com/ 9 April 2015



Alkitab tidak menuliskan masa kecil Yesus secara rinci. Yang diwahyukan Allah hanya terkait fase kehidupan Yesus ketika:

- Ia dilahirkan (Matius 1:18-25; Lukas 2:1-7), 
- Ia disunat pada usia 8 hari dan diserahkan di Bait   Allah (Lukas 2:21-40), 
- Kemunculan-Nya kembali di Bait Allah yang sama pada umur 12 tahun (Lukas 2:41-52), dan 
- Memulai pekerjaan-Nya setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis 

Lukas 3:23 - Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,


Walau tidak diwahyukan, masa kecil sampai dengan dewasa Yesus, dari beberapa tafsir ayat Alkitab dan melalui pendekatan sosiologis dan antrologis, bisa dipahami sebagai berikut.


Alkitab mengindikasikan bahwa sejak kecil hingga berusia 30 tahun, Yesus tinggal di Nazaret.

Lukas 2:51 - Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.


Menurut hukum Yahudi, usia seorang anak digolongkan dalam 8 tahapan:

1) YELED, "usia bayi";
2) YONEK, "usia menyusu";
3) OLEL, "lebih tua lagi dari menyusu";
4) GEMUL, "usia disapih";
5) TAPH, "usia mulai berjalan";
6) ULEM, "anak-anak";
7) NA'AR, "mulai tumbuh remaja"; dan
8) BAHAR, "usia remaja".


Tiga tahapan usia Yesus ketika kanak-kanak yang diwahyukan di dalam Alkitab, yaitu ketika Ia:
-bayi (YELED),
-disapih (GEMUL),
-dan ketika remaja (BAHAR, 12 tahun) sewaktu Yesus diajak Yusuf dan Maria ke Yerusalem.


Usia 12 tahun, dalam tradisi Yahudi jaman Yesus, begitu penting karena seorang anak laki-laki Yahudi harus melakukan upacara yang disebut bar mitsvah (anak Hukum). Ia dianggap sudah dewasa dan bertanggungjawab menjalankan Taurat, termasuk konsekuensi yang akan diterimanya jika tidak menjalankan Taurat dengan baik.


Menurut literatur Yahudi abad pertengahan, Sepher Gilgulim, semua anak Yahudi sejak usia 12 tahun mulai menerima ruah (roh hikmat), dan ketika berusia 20 tahun ditambahkan kepadanya nishama (reasonable soul).


Saat memasuki usia 20 tahun, bagi mereka yang mau melanjutkan studi theologi bisa melanjutkan di sekolah pendidikan keimaman/ pengajar Taurat yang lazim disebut bet midrash


Pendidikan imam Yahudi berlangsung kurang lebih 10 tahun. Mulai dari jabatan imam pendamping, imam muda, hingga imam kepala.


Tahapan pendidikan Yahudi untuk menjadi seorang Imam melalui tahapan sebagai berikut:
- miqra (membaca Taurat) mulai usia 5 tahun,
- mishna mulai usia 10 tahun, 
- talmud  pada usia 13 tahun (zaman Yesus 12 tahun);
- midrash (madarasah) pada usia 20 tahun,
- dan baru di usia 30 tahun diperbolehkan mengajar di depan umum.


Melalui pendekatan sosiologis dan antropologis, bisa dipahami bahwa Yesus ketika berumur 12-19 tahun menempuh pendidikan umum; sebagaimana anak Yahudi lainnya.


Sementara untuk periode usia 20-30 tahun, dari ayat-ayat di Injil, ada dua tafsir utama mengenai aktivitas Yesus. Tafsir pertama, Yesus kemungkinan besar menempuh pendidikan imam.


3 fakta yang melandasi tafsir ini:
1.Jenjang pendidikan imam Yahudi selama 10 tahun (usia 20-30 tahun).


2. Para alumni sekolah imam itu biasanya dipanggil: Rabi atau Guru.


Sebutan ini khas karena menunjukkan suatu jabatan. Tidak semua orang bisa dipanggil Rabi atau Guru, kecuali mereka yang pernah menempuh studi theologi di sekolah imam tersebut.


Banyak bukti di Alkitab yang juga membuktikan Yesus dipanggil Rabi atau Guru oleh masyarakat Yahudi saat itu. Bahkan ahli Taurat dan kaum Farisi pun memanggilNya dengan predikat Rabi.

Yohanes 8:3-4 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.


3. Tidak semua orang punya hak mengajar di Bait Suci.


Hanya mereka yang punya latar belakang pendidikan keimaman dan Taurat yang boleh mengajar di Bait Suci.  Besar kemungkinan karena Yesus mempunyai jabatan "Rabi", maka Ia bisa mengajar di Bait Suci.

Yohanes 8:2 - Pagi-pagi benar Yesus berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka


Tafsir kedua menganggap Yesus menjadi tukang kayu selama periode ini. Setidaknya ada dua ayat yang membuat tafsir ini cukup kuat untuk dijadikan rujukan.

Markus 6:3 - Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.


Yohanes 7:15 - Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"

Dua ayat ini dijadikan dasar untuk menafsirkan bahwa Yesus menjalani profesi sebagai tukang kayu selama periode ini, dan sepertinya tidak pernah menerima pendidikan formal sebagai imam.


Masyarakat Yahudi saat itu lebih mengenal Yesus sebagai tukang kayu ketimbang Rabi. Walau masyarakat terkagum-kagum dengan pengetahuan dan perkataan Yesus, mereka sepertinya tidak pernah notice Yesus sebagai alumnus sekolah imam.


Panggilan Rabi kepadaNya sepertinya lebih karena didasari rasa kekaguman masyarakat atas pengetahuan Taurat-Nya (de facto) ketimbang karena status Yesus sebagai alumni sekolah imam (de jure).


Saya pribadi lebih memegang tafsir kedua ini terkait suatu pola di Alkitab; bahwa Allah suka memakai seseorang yang dipandang remeh/hina oleh manusia sebagai pilihanNya.


Yesus memilih lahir di kandang, ketimbang istana. Ia memilih para nelayan sebagai rasul, ketimbang orang-orang berpendidikan tinggi.

1 Korintus 1:27-29 - Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah


Yang terlihat hina dan bodoh di mata manusia, itulah yang sering dipakai Allah.


Yesus yang lahir di kandang domba, yang besar di kota kecil Nazaret, yang berkarya sebagai tukang kayu di periode umur 20-30, dan yang tidak pernah mengenyam sekolah imam secara formal tampaknya lebih sesuai sebagai keping-keping puzzle yang akan dipakai Allah untuk membentuk gambaran besarnya.


Tafsir mana pun yang dijadikan rujukan dari kedua tafsir ini, Injil mencatat Yesus memulai pekerjaan-Nya di usia 30 tahun; diawali pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis.


Ada dua alasan yang mungkin mendasari kenapa Yesus baru memulai pekerjaanNya di umur 30.
Pertama, menurut adat istiadat Yahudi saat itu,  seorang laki-laki baru diperbolehkan mengajar di depan umum ketika berusia 30 tahun.


Kedua, Alkitab juga memberi petunjuk bahwa usia 30 tahun menjadi usia ideal bagi orang pilihan Allah mengemban "tugas"nya.


Yusuf mulai menjadi penguasa muda Mesir saat berusia 30 tahun (Kej 41:46). Daud menjadi raja saat berusia 30 tahun (2 Samuel 5:4). Orang Yahudi yang "wajib tugas" juga ditentukan mulai usia 30 tahun hingga 50 tahun (Bilangan 4:3).


Sebagai wahyu khusus dari Allah, Alkitab diberikan kepada manusia untuk menuntun ia kepada pertobatannya supaya tidak perlu binasa.


Apa-apa yang tertulis pastilah sesuatu yang dianggap Allah bisa efektif membawa manusia pada pertobatannya. Apa-apa yang tidak tertulis, kemungkinan besar sesuatu yang dianggap Allah tidak perlu/penting untuk diwahyukan kepada manusia.


Injil tidak mencatat apa yang terjadi ketika Yesus berumur 12-30 tahun secara detail sehingga kita cuma bisa mencoba menafsirkan berdasarkan data yang ada. Karena tidak diwahyukan Allah, walau coba dikonstruksikan melalui pendekatan sosiologis dan antropologis oleh para ahli, kita harus melihat ini sebagai sebuah simulasi semata, bukan kebenaran.


Jika penting dan perlu bagi pertobatan kita, Allah pasti sudah wahyukan. Jika tidak penting dan perlu, Allah tidak akan buka rahasia itu.

Ulangan 29:29- Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Seperti halnya pantun yang terdiri dari "sampiran" dan "isi", kita harus melihat tafsiran-tafsiran seperti ini bahkan tidak dianggap Allah sebagai "sampiran", apalagi "isi".


Bukankah seseorang sudah merasa perlu bertobat, bahkan sebelum ia memahami seluruh isi Alkitab? Setelah bertobat, dengan kerendahan hati barulah ia berusaha memahami isi hati Allah dengan mencoba, sedikit demi sedikit, memahami isi Alkitab.

Proses yang mungkin akan memakan waktu yang lama, bahkan hingga nafas ini berhenti.


Referensi:
http://www.sarapanpagi.org/the-lost-years-of-jesus-vt42.html

http://languages.bibleschools.com/guides/lotw/lotwsg04.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar